Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Sunday 15 October 2017

Antara karier dan guru les privat, pilih mana ?


       Bagi guru PNS ternyata menjalani profesi tambahan sebagai guru les privat atau tentor di bimbel, menjadikan kariernya terhambat. Bagaimana tidak terhambat, jika waktunya sudah terbuang di tempat les. Bisa dibayangkan, ia mengajar di sekolah pada pukul 07.00 - 14.00 WIB, kemudian pukul 15.00 - 21.00 waktunya berada di tempat les, lalu kapan ia akan melihat kariernya semisal membuat ptk, jurnal ilmiah, pengembangan diri, dan lain - lain. 
     Ini adalah realitas yang penulis jumpai. Hampir semua pengajar les privat yang penulis jumpai mengalami hambatan dalam meniti karier pangkat. Hingga akhirnya ia memilih menjadi pengajar les privat yang memiliki keuntungan berlipat dari pada harus capek - capek membuat PTK yang belum tentu diterima.
     Bahkan ada yang menolak jadi kepala sekolah atau tawaran jadi pengawas karena di rasa tidak menguntungkan secara finansial. Hidup memang pilihan, jika ia bisa tetap meniti karier sekaligus menjadi pengajar les kenapa tidak dilakukan ?

Wednesday 4 October 2017

Les adalah gaya hidup siswa



Seringkali les privat dijadikan sebagai style (gaya hidup) oleh sebagian siswa, terutama di daerah perkotaan. Hal ini bisa ditunjukkan oleh bebebarapa hal, diantaranya malu bila tidak mengikuti les karena teman - temannya ikut les dan ia les di tempat di mana kawan - kawannya les.
Style ini bisa menjadi kejelekan bagi siswa itu sendiri bilamana siswa datang ke tempat les hanya karena ingin ngobrol dengan teman ataupun tidak datang les karena temannya tidak datang ke tempat les.

Meski demikian , gaya hidup mengikuti les masih tergolong lebih baik dibanding dengan style siswa yang lain seperti nonton bioskop, nongkrong, ngemall, ngegame, ataupun tawuran. Setidaknya dengan les siswa dapat belajar dengan para tentor sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak, sehingga diharapkan siswa lebih memiliki waktu positif yang lebih banyak.

Kalau kita mau meperhatikan gaya hidup siswa sekarang, maka bisa membikin guru senam jantung. Kenapa ? Kita bisa lihat siswa dengan mudahnya memiliki akses media sosial yang seakan tidak terbendung. Para ortu sudah kewalahan dengan adanya medsos dengan jendela yang tidak terbatas. Oleh karenanya, style siswa berupa menggunakan WA, fb, tweeter, ataupun medsos yang lain bisa diarahkan ke yang positif.


Guru les dapat memanfaatkan penggunaan media tersebut untuk share materi, sehingga efek negatif dari HP dapat diminimalkan.

Menjadikan les sebagai gaya hidup siswa saat ini sudah menjamur ke daerah pedesaan. Bisa kita lihat dengan banyaknya siswa yang les dengan guru di sekolahnya di luar jam pelajaran, ataupun berdirinya bimbel - bimbel lokal.

Tren ini di satu sisi menjadi sinyal postif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, namun yang menjadi pertimbangan adalah jangan sampai les privat hanya menjadikan ladang finansial semata bagi sebagian guru, sehingga kewajiban di kelas yang harusnya ia mengajar, malah menjadi tidak bersemangat.

Semoga bermanfaat