Lebih Memilih Les Mahal
Yang masih g habis pikir dipikirin saya adalah sebagian orang masih memilih les yang berbiaya mahal. Mereka menganggap bahwa les di bimbel atau les privat yang mahal akan menjamin sisi kualitas. Pendapat ini menurutku ada benarnya, meski tidak sepenuhnya benar.
Seorang kawan (pengajar les) menceritakan kalau tarif dia memberikan les adalah Rp150.000,00 (edisi Akhir tahun 2019) tiap 1,5 jam. Menurutku terlalu mahal. Namun karena yang les nota bene anak orang kaya, maka harga segitu masih lumayan murah bagi mereka.
Bimbel - bimbel yang besar pun tarifnya jor - jor an. Ada yang nyampai 10 juta pertahun, meski mereka memberikan diskon tertentu untuk guru, dll.
Orang - orang kaya - entahlah - lebih memilih harga yang mahal bisa karena harapan kualitas, bisa harapan ketenaran, atau gengsi semata.
Sah sah saja mereka memilih. Namun bukan berarti tarif murah, terus kualitas jelek. Ini yang perlu digaris bawahi.
Saya masih menjumpai kawan - kawan yang bekerja sebagai pengajar les tarifnya murah. Murah karena memang segment pasarnya adalah orang - orang menengah ke bawah.
Kalau saya sendiri, misal sebagai orang tua yang kaya, dan punya anak yang pintar, maka cenderung memilih les dengan berbiaya mahal. Selain puas, dampaknya akan semakin terasa. Yang ngeles merasa ada tanggungjawab.
Kalau Anda ?
0 comments:
Post a Comment