Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Thursday, 27 June 2019

Profesi Guru Les


Guru les bisa menjadi sebuah profesi, terutama bagi kamu - kamu yang ingin menggeluti dunia pengajaran. Menjadi profesi karena cukup menghasilkan, meskipun gak sebanyak pegawai - pegawai yang lain. Yaaa, cukup buat makan sehari sudah cukup untuk 1 kali pertemua.
Menariknya lagi, profesi ini tidak menunut adanya ijzah tertentu seperti dokter, pengacara, perawat, guru, dan lain - lain. Yang penting kamu punya waktu, bisa cap cip cup, sedikit punya ilmu, ada keberanian, itu sudah jadi modal besar kamu buat memberikan les.
Anda gak akan ditanya oleh yang punya rumah, mana ijazah mas (mbak, bpk, ibu, dll). Bayangkan kalau kamu ditanya, sementara S1 saja belum lulus, bisa senam jantung.
Tapi tergantung yang punya rumah juga sih, saya pernah ditanya lulusan mana dan pengalaman - pengalaman lainnya.
Karena ini jadi profesi kamu, maka kamu harus jaga profesi ini. Jangan sampai kamu tersandung permasalahan. Contohnya banyak nih :

1. Ada guru les yang menyanggupi 4x pertemuan. Ternyata yang dilesin (punya rumah) sudah membayar di awal, eee...ternyata si pengajar les kabur. Dua kali aja datangnya.

2. Ada guru les yang memberanikan diri ngeles anak SMA favorit, ternyata sampai sana dikasih soal sama siswa lesnya dia gak bisa njawab. Lhaaa.....

dll.

Intinya, seriusi profesi ini dan jaga nama baik kamu.
Selamat bekerja.

Sunday, 10 June 2018

Les Privat Sebagai Pilihan Utama


Seringkali orangtua tidak menyadari tepatnya memilihkan anak belajar les. Yang penting anaknya bisa les di bimbel ternama. Akhirnya, si anak jarang berangkat. Mengapa ? Karena anak tidak paham dengan materi yang diberikan. Sudah membayar tinggi, namun seakan hilang begitu saja.
Inilah yang terjadi di lapangan dan banyak kasusnya. Meskipun tidak dipungkiri bahwa orangtua pengin mendaftarkan anaknya les privat, karena menyadari bahwa kemampuan anaknya masih di bawah rata - rata. Namun, ketika ia datang di bimbel ternama, betapa kagetnya biaya privat begitu mahal. Akhirnya daripada tidak les, terpaksalah si anak di daftarkan di kelas reguler.

Lalu bagaimana solusinya ? Jika orangtua menyadari bahwa anaknya mengalami kesulitan di dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, maka sebaiknya ia ikut les privat saja. Untuk mendapatkan biaya yang relatif murah ada baiknya si orangtua mendatangi guru si anak tersebut di sekolah. Umumnya, biayanya menjadi terjangkau.

Namun bagaimana jika si anak tidak mau les privat dengan gurunya ? maka sebaiknya orangtua mengambil jalan pintas, dengan mendatangi bimbel - bimbel lokal, kemudian mengambil privat. Jika tidak didapati, maka sebaiknya ia datang ke kampus LPTK (semisal UNY, UIN, UAD, dll) kemudian buat leafleat yang isinya mencari tentor privat.

Demikian, semoga bermanfaat. 

Wednesday, 10 January 2018

HP Sebagai Alat Pembelajaran




Pembelajaran les saat ini semestinya ada perubahan. Sesekali guru les privat perlu menyampaikan menggunakan HP sebagai alat pembelajaran. Penggunaan HP sebagai alat pembelajaran bahkan media pembelajaran saat les memberikan beberapa manfaat :

1. siswa menyukai
2. lebih praktis
3. ada banyak materi yang bisa ditampilkan karena si guru tinggal mendownload dokumen atau video
4. ada perubahan yang berbeda dengan di sekolah
5. siswa akan sibuk dengan menjadikan HP sebagai alat pembelajaran daripada membukan fb, line, wa, dll

Meski demikian yang jadi kendala adalah :
1. siswa tidak punya kuota, solusinya gunakan tethering dari si guru
2. HP kadang tidak support, solusinya install aplikasi yang diperlukan
3. HP ngedrop di tengah jalan, solusinya beli power bang

Penggunaan HP tidak harus, tapi setidaknya sesekali setiap pembelajaran. Waktu yang diperlukan tidak perlu lama, cukup 15 menit dengan memilih materi yang urgensi. Dengan siswa memakai HP, maka guru les menjelaskan materi, sehingga ada variasi mengajar.
Jika terlalu banyak waktu belajar menggunakan HP, pembelajaran juga akan membosankan. Tipsnya, sesekali dan tidak perlu lama.


Sunday, 7 January 2018