Memahami Lima Modal Sukses Belajar Siswa
Setiap siswa les tentunya mendambakan kesuksesan dan keberhasilan di
dalam menempuh jenjang pendidikan yang dilaluinya. Tidak sedikit siswa les yang
ketika bersekolah di SD menjadi anak yang berprestasi, namun terhenti ketika di
jenjang SMP atau ketika di SD dan SMP berprestasi maksimal namun justru ketika
di SMA prestasinya terpuruk. Atau bahkan sebaliknya, ketika di SD, SMP
kemampuannya biasa – biasa malah di jenjang SMA berprestasi. Namun alangkah bahagianya
seseorang yang ketika di jenjang SD, SMP, dan SMA selalu berprestasi, lebih
berbahagia lagi bila ia berprestasi di sekolah yang terkenal sebagai sekolah
unggulan dari jenjang SD hingga SMA dan hal ini jumlahnya teramat sedikit.
Pada tulisan kali ini, penulis memberikan sedikit ulasan siswa – siswa
yang berprestasi di semua jenjang pendidikan, terutama siswa – siswa yang
berprestasi di sekolah unggulan. Setidaknya ada lima modal yang dimiliki,
diantaranya : kecerdasan, kesungguhan, finansial memadai, guru yang mendukung, dan
fisik yang kuat.
Kecerdasan merupakan modal terbesar seseorang dalam menggapai kesuksesan
belajar. Di mana pun ia bersekolah, bilamana ia memiliki kecerdasan yang kuat,
maka ia akan tetap berprestasi. Ada ibarat yang menyatakan bahwa mutiara akan
tetap menjadi mutiara meski berada di lumpur yang hitam kelam. Namun prestasi
tersebut tidak akan berkembang dengan optimal, manakala ia bersekolah yang
tidak tepat, sebagaimana sebutir benih akan tumbuh berkembang di lahan yang
cocok, di mana seharusnya ia tumbuh. Beberapa indikator yang dapat dijadikan
tolak ukur kecerdasan, diantaranya ; untuk seusia siswa tersebut, ia tergolong
memiliki kecepatan membaca yang baik, menghitung begitu mudah, logika kuat,
kemampuan memahami, bahkan kemampuan memberikan analisis.
Seorang siswa les yang memiliki motivasi dan minat yang kuat kemudian
diiringi dengan kesungguhan, maka sekurang pandai apapun siswa, ia akan
mendapatkan peningkatan, meski peningkatan yang tidak seberapa. Bahkan bisa
jadi ia bisa mengungguli siswa yang cerdas. Termasuk diantara kesungguhan dalam
hal ini adalah kesungguhan untuk memperhatikan di ruangan kelas, sungguh –
sungguh dalam belajar, berani bertanya, sifat kritis, dan kesungguhan dalam
memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.
Tentu ada yang bertanya mengapa finansial begitu penting dalam menuju
kesuksesan dalam belajar ? Tidakkah kita pahami bahwa sekolah – sekolah
unggulan lebih 90% diisi oleh anak yang memiliki kemampuan orang tua yang cukup
mapan. Maraknya bimbel – bimbel baik skala nasional maupun lokal tidak
dipungkiri telah memberi kesempatan belajar yang lebih bagi siswa yang
berfinansial cukup. Bahkan hingga siswa yang berprestasi di sekolah unggulkan
akan memiliki guru les privat. Kecukupan finansial seakan telah menjadi
kendaraan pribadi. Fasilitas teknologi dan informasi , buku – buku pendukung,
serta peralatan – peralatan lebih leluasa dimiliki oleh siswa yang orangtuanya
memiliki kemampuan financial yang cukup.
Siswa les yang berprestasi tidak bisa terlepas dari guru les yang
mendukung kinerja belajarnya. Ketika siswa malas belajar, guru les tersebut
datang untuk member perhatian dan motivasi. Guru les menjadi otomotif penggerak
bagi siswa. Sungguh beruntung pula, siswa les yang mendapat guru les yang cerdas.
Guru yang mampu menjelaskan materi – materi yang sulit, guru yang sabar akan
keluhan materi pelajaran yang sulit dari siswanya. Adakalanya seorang siswa les
yang berprestasi ketika di SD karena mendapat figur guru les yang cocok. Tetapi
ketika di SMP, prestasinya menurun karena figur guru yang diharapkan tidak muncul, hal ini amat disayangkan.
Semakin banyak guru yang memotivasi dia, banyaknya guru yang cerdas yang ia
miliki, maka berkorelasi positif terhadap prestasi yang didapatkan.
Yang terakhir adalah fisik yang kuat. Fisik yang kuat bukan berarti yang
jago dalam berkelahi atau jago berolahraga, akan tetapi tapi jago dalam
belajar. Ada siswa berprestasi di sekolah unggulan menceritakan, kalo selepas
pulang les dari sekolah, sore harinya les di bimbel, kemudian malam harinya les
privat. Setelah les privat, langsung belajar hingga larut malam dan ini
berlangsung terus menerus. Pertanyaan yang muncul adalah, “kok kuat, ya?”.
Catatan bahwa dalam bab ini, kata guru bisa dimaknai guru les ataupun
guru sekolah. Begitu juga siswa bisa bermakna siswa les atau siswa yang tidak
les.