Kecanduan Dibalik Layar Mungil
HP
merupakan alat komunikasi terpenting saat ini. Dari anak mungil hingga orang
dewasa, hidup tidak bisa dilepaskan dari alat komunikasi ini. Pagi, petang,
sore, hingga malam bunyi ringtone
telp dan sms selalu berdering, utamanya adalah siswa les. Bila hal ini terus
terjadi, maka mulai timbullah berbagai macam persoalan seputar HP.
HP
sebagaiamana alat teknologi yang lain seperti pedang bermata dua. Jika
penggunanya pandai memanfaatkannya maka akan memberikan manfaat yang besar,
sebaliknya jika tidak, maka pedang itu akan menghunusnya. Terlepas dari
berbagai manfaat dari HP bagi siswa les seperti berkomunikasi dengan teman,
memberi kabar kepada orangtua, sampai digunakan untuk bertanya kepada Bapak/Ibu
Guru, HP secara nyata telah memberikan sisi negatif yang harus diperhatikan.
Seorang
siswa les sedang bersms ria sambil tertawa sendiri di tengah pelajaran les
berlangsung seakan bukan hal yang baru bagi guru les, bahkan pemandangan
seperti ini dijumpai setiap harinya. Tidak hanya satu atau dua siswa les saja
yang melakukan bahkan termasuk guru lesnya. Guru kencing berdiri, anak kencing
berlari.
Rangking
kelas menurun, nilai jeblok, konsentrasi rendah, pikiran hanya diisi untuk
membalas sms, demikianlah pengakuan siswa les yang aktif menggunakan HP di
dalam kelas sekolah. Siswa les menyadari bahwa HP telah merugikan dirinya.
Hampir seluruh waktunya habis untuk membalas sms dan facebook. Mereka rela
tidak makan, minum, mandi, dan ibadah karena si layar mungil ini. Mereka rela
pula sampai larut malam untuk menjalankan aktivitasnya layaknya operator
seluler. Sampai susah bangun pagi hingga orangtuanya harus membangunkannya
lewat sms. Di jalan tidak lupa menjawab sms. Belajar 5 menit namun
bersmssepanjang waktu di kamar. Dilihatnya di depan buku, tapi hati menerawang
jauh di HP, apalagi yang sms teman lawan jenisnya.
Sedemikian
parahnya sebagian pelajar saat ini. Jadilah apa yang disampaikan bapak Ibu guru
sampai mulutnya berbusa seperti anjing menggonggong di telinga siswa. Perkataan
guru bukanlah ringtone sms yang enak didengarkan. Tulisan di papan tulis
bukanlah hal menarik dibandingkan dengan si layar mungil HP. Soal dan
pertanyaan guru di lembar ulangan atau lisan bukan hal yang menarik untuk
dijawab lagi, karena siswa sudah ratusan kali membalas jawaban sms.
Guru
dan juga guru les sebagai pendidik memiliki tanggungjawab besar dalam
mengingatkan akan dampak negatif dari layar mungil ini. Penuh perjuangan yang
kuat dan keras dalam menghilangkan kecanduan terhapadap si layar mungil ini. HP
adalah candu melebihi rokok itu sendiri. Beberapa sekolah telah melarang
penggunaan HP, ini tentunya patut diterapkan sebelum wabah virus sms di tengah pelajaran menyebar. Di balik
pelarangan ini tentu ada dampak sistemik positif di mata siswa.
0 comments:
Post a Comment