Guru Les Sebagai …
Guru les mampu memotivasi siswa untuk belajar. Siswa yang malas
bersekolah menjadi giat berangkat sekolah. Dengan motivasinya siswa tergerak
untuk mengembangkan pengetahuannya. Prestasi siswa tumbuh dengan motivasi guru
lesnya. Sudah melihat guru lesnya saja, siswa sudah termotivasi untuk belajar.
Jadilah saat itu guru les sebagai motivator.
Mengajar memiliki seni. Sehingga mengajar laksana panggilan jiwa, karena
seni mengajar sudah terpatri dalam jiwanya. Materi dan metode mengajar dapat
dikemas sehingga menjadi lebih mudah dimengerti siswa dengan seni. Jadilah saat
itu guru les sebagai pekerja seni.
Laksana pemain sepabola, seorang pelatih menyemangati para pemain untuk
bersemangat, tidak mudah menyerah. Pelatih mengerjakan teknik – teknik
menendang, mendribling bola, mengumpan, berlari, menyundul, melempar,
menangkap, dll. Demikian halnya guru les. Guru les yang mampu melatih siswanya
dengan teknik – teknik yang dipunyai, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat
dan tidak mudah menyerah. Jadilah saat itu guru les sebagai pelatih.
Perang memiliki strategi. Rencana – rencana yang matang disiapkan untuk
menghadapi serbuan. Rintangan – rintangan bukanlah penghalang akan tetapi
dijadikan tantangan. Melatih anak buahnya untuk siap tempur menghadapi musuh
dengan strategi dan kelincahan dilakukan. Betapa banyak musuh yang hebat dapat
dikalahkan oleh strategi yang cemerlang. Demikian juga guru les harus mampu
memberikan strategi – strategi buat siswanya untuk menghadapi ujian.
Keterbatasan kemampuan siswa bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Betapa
banyak orang miskin dan keterbatasan fisik dengan bantuan guru les, menjadi
siswa – siswa yang hebat. Jadilah saat itu guru les sebagai panglima perang.
Ketika guru les datang, tentu disambut dengan senyuman dan selamat datang
oleh tuan rumah. Tempat yang terhormat pun disediakan. Di saat itu pula guru
les harus melayani siswa lesnya dengan penuh kesungguhan. Keluhan – keluhan
siswa didengarnya dengan seksama. Sabar menghadapi kekurangan siswa
ditunjukkan. Jadilah saat itu guru les sebagai raja sekaligus pelayan.
Guru les berapi – api menyampaikan materi. Materi disiapkan dengan
kesungguhan agar mudah diterima. Ia jelaskan ke siswa lesnya dengan sepenuh
hati, agar tertarik terhadap materi yang ia sampaikan. Jadilah saat itu guru
les sebagai bakul jamu (penjual jamu).
Salah satu fungsi orangtua adalah bertanggungjawab terhadap pendidikan
anak – anaknya. Seiring dengan kesibukan waktu dan merasa orangtua tidak mampu
mengajari anaknya, maka ia mewakilkan kepada guru les. Ia memberi amanah kepada
guru les, untuk menjalankan fungsinya. Jadilah saat itu guru les sebagai
orangtua.
Siswa ketika menghadapi masalah dalam roda kehidupannya membutuhkan teman
untuk berbagi hati (curhat). Guru les pun mendengarkan dengan seksama,
sekaligus memberikan saran dan masukan. Sebaliknya guru les berbagi pengalaman
– pengalaman kepada siswanya. Jadilah saat itu guru les sebagai seorang teman
curhat.
Siswa diajari oleh guru lesnya bagaimana bersikap baik di sekolah mapun
di rumah. Seolah – olah guru les menggambarkan betapa pentingnya memiliki sikap
dan akhlak yang baik. Guru les pun melakukannya. Sosok guru les dapat menjadi
insiprasi dalam etika. Jadilah saat itu guru les sebagai pendidik.
Nilai – nilai yang diberikan oleh siswa, guru les mampu menafsirkannya
dan mengungkapkannya dengan bahasa – bahasa yang tidak menyinggung. Seberapa
lemah siswa atau sebetapa maju siswa dapat dievaluasi dengan pertemuan –
pertemuan les yang dilaluinya. Remidi dan pengayaan yang tepat diberikan guru
les agar siswa les semakin terasah kemampuan kognitifnya. Kegiatan refleksi –
refleksi pun terus dilakukan demi menuju kesempurnaan siswa les. Jadilah saat
itu guru les sebagai evaluator.
Siswa dikenal dengan seorang pembelajar. Siswa belajar dengan guru
lesnya, demikian juga guru les belajar siswanya. Tukar menukar ilmu
pengetahuan/soal terjadi saat les. Banyak pula guru les belajar dari muridnya
setelah mengetahui seorang muridnya yang memiliki keterbatasan kemampuan,
begitu gigih belajar. Guru les juga melihat ada siswanya yang pandai begitu
gigih dan terampil memecahkan masalah dengan cepat, sehingga mampu mengalahkan
kecepatan menghitung guru lesnya. Sebagian murid lesnya memiliki analisis –
analisis yang tajam terhadap fakta – fakta dan persoalan yang diajukan. Jadilah
saat itu guru les sebagai seorang pembelajar.
Siswanya ada yang berasal dari orang tua tidak mampu. Ada juga yang berasal
dari anak yatim. Dengan jiwa kedermawanan, siswa – siswa tersebut diberi
keringanan bahkan penggratisan agar mereka dapat mengikuti les layaknya orang
mampu. Jadilah saat itu guru les sebagai seorang dermawan.
Les adalah miniatur kecil dari kelas. Apa – apa yang dilakukan oleh
seorang guru di kelas di suatu sekolah tidak jauh beda apa yang dilakukan oleh
guru les. Jadilah saat itu guru les sebagai guru .
Pengelolaan les privat tentu dilakukan seorang diri. Dari segi pengaturan
keuangan, mengelola siswa, pengaturan jadwal, pengaturan siswa, hingga
pengaturan orangtua siswa, dan hal – hal lain dikelola sendiri oleh guru les
privat. Jadilah saat itu guru les sebagai manajer.
Sebagian waktu seorang guru les adalah di jalan. Ia naik motor dari rumah
satu ke rumah yang lain. Hujan, banjir, dan kilat adalah hal yang biasa. Belum
lagi kemacetan, kepayahan, terik matahari di jalan, sudah biasa dirasakan.
Antre bangjo telah melatih kesabarannya. Asap kendaraan dan kepulan polusi
udara yang lain telah menghitamkan sebagian kulit, sebagian montornya, dan
sebagian pakaiannya. Jadilah saat itu guru les sebagai The Black Rider (pengendara gelap).
Ternyata masih banyak sekali peran – peran yang bisa dilakukan oleh
seorang guru les. Jika demikian banyak peran yang bisa diambil oleh seorang
guru les, maka bagaimana halnya jika peran – peran tadi menyatu ke dalam diri
seorang guru les secara keseluruhan dan terintegrasi. Sehingga pantaslah dengan
waktu yang sedikit guru les dapat keuntungan yang lebih dari tarif les
tersebut.
0 comments:
Post a Comment