Sedang – Sedang Saja
Memperkirakan seberapa besar tarif pembayaran les bagi seorang guru les
apalagi pemula bukan hal yang mudah. Saya sering menjumpai beberapa guru les
yang masih tergolong pemula, tarif lesnya seperti tarif les di bimbel skala
nasional, padahal jam terbang masih di radius puluhan km. Bahkan, ada teman
yang cerita, ada seorang guru les (ia dosen), memberikan tarif les Rp200.000,00
untuk 1 pertemuan untuk 1,5 jam, sungguh tarif yang sangat mahal, bahkan
teramat mahal. Ya bolehlah, berargumentasi kalau tarif les berdasar persetujuan
kedua belah pihak.
Saat mendengar hal tersebut, saya berpikir, di mana letak rasionalitas
dan proporsionalitas dalam menentukan tarif les ? Uang Rp200.000,00 untuk 1
pertemuan saat itu seperti kita memberikan les 5 – 6 kali pertemuan baru
dibayar Rp200.000,00. Ya, ini sah – sah saja, akan tetapi melalui buku ini,
penulis berpesan agar dalam menentukan tarif jangan terlalu mahal atau terlalu
murah.
Saya punya pengalaman ketika memberikan les untuk 1 kali pertemuan
sebesar 1 liter bensin. Jika saat itu 1 liter bensin harganya Rp4.500,00 maka
saya memberikan les dengan tarif sebesar Rp5.000,00 ternyata yang saya dapatkan
justru bukan pemuliaan, namun kesan justru malah direndahkan. Beberapa kali
saya memberikan tarif pembayaran les seperti itu dan ternyata tidak ada yang
bertahan lama. Bahkan ada yang sengaja ijin untuk tidak les karena tentu saja
terlalu murah tarifnya dengan anggapan bila tidak les, saya tidak rugi, begitu
persepsi mereka.
Sebaliknya saya juga pernah memberikan tarif seperti di bimbel skala
nasional yaitu waktu itu Rp250.000,00 untuk 4x pertemuan, karena orangtuanya
adalah pemilik hotel. Itupun tidak bertahan lama, karena ketika dia mengeleskan
untuk banyak mapel, tarif lesnya akumulasinya jadi mahal, sehingga ia lebih memilih
les di bimbel secara klasikal.
Kita kemukakan lagi bahwa tarif yang terlalu murah akan berakibat kita
akan cenderung diremehkan, siswa mudah ijin tidak les, dan kurang memperhatikan
materi les. Sebaliknya tarif yang mahal akan berakibat tanggung jawab
keberhasilan siswa les semakin berat dan justru menjadi beban psikologis,
selain itu tarif les yang terlalu mahal menunjukkan kekurangmurahan hati kita.
Padahal kita sebagai seorang guru dituntut bermurah hati. Tarif yang terlalu
mahal di sini diartikan tarif tersebut melebihi tarif yang dikenakan oleh
bimbel skala nasional.
Lalu berapa yang ideal ? Di bab sebelumnya sudah saya sampaiakan, namun
jika terlalu rumit, maka gunakan rentang pembayaran les adalah 45% - 70% dari
tarif les di bimbel skala nasional.
0 comments:
Post a Comment