Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Tuesday 31 December 2013

Tiga Senjata Mengajar Les



Seseorang tatkala hendak berperang, maka harus memiliki bekal persenjataan yang cukup. Dengan senjata yang dipunyai dan diimbangi dengan kelihaian mengolah senjata dan kecermatan mengenali musuh, maka akan lebih mudah dalam memenangkan pertempuran.
Hal ini tidak jauh beda tatkala seseorang mau mengajar les privat. Kita semua menginginkan agar les privat yang dijalani dapat memberikan manfaat seperti yang kita inginkan, bahkan bisa memberikan manfaat yang lebih, yang tidak kita duga – duga sebelumnya, atau manfaat yang sangat mendalam. Oleh karenanya, setidaknya guru les privat harus mengetahui dan memahami senjata apa saja yang harus dimiliki agar les privat tersebut dapat bermanfaat :
a.       Kompeten dalam bidangnya
Tidak diragukan lagi bahwa, seseorang tatkala mau mengajar maka ia harus kompeten di dalam apa yang akan disampaikan. Ia harus memahami betul terkait materi yang akan disampaikan. Menguasai variasi – variasi soal mutlak diperlukan agar kita dapat lincah mengkombinasikan soal – soal yang rumit. Dalam pengertian ini tidaklah mesti bahwa guru les harus mengerti 100 % tentang seluruh materi, akan tetapi terhadap bahan ajar yang kita berikan ke siswa, kita harus menguasai betul. Ini beralasan karena bila kita tidak menguasai materi, maka bisa jadi siswa akan bertanya tentang materi tersebut, atau siswa meminta kejelasan, sehingga apabila kita tidak mampu menjelaskan dengan baik, maka siswa akan memandang kita dengan pandangan negatif. Bahkan yang lebih parah, akan menjadi bahan ceritaan di antara teman – temannya dan ini sungguh – sungguh telah terjadi.
Terus alat ukur apa yang ideal untuk mengukur kompetensi di dalam mengajar les ? Saya berpendapat bahwa cukuplah soal – soal UN sebagai standarisasi kelulusan, kita menguasai betul. Ini artinya, kalau kita mengajar materi SD, maka soal UN SD harus kita mampu mengerjakan. Begitu seterusnya hingga SMA. Bila kita akan mengajar siswa untuk persiapan masuk PTN, maka haruslah kita menguasai soal – soal masuk PTN tersebut.
Sebuah harga diri tentunya, manakala kita tidak bisa menjawab soal – soal yang ditanyakan oleh siswa les kita. Misal, dari 10 soal PR sekolah yang diberikan oleh siswa kita, maka akan sangat malu bila kita tidak bisa mengerjakannya. Hal ini tidaklah berlaku bila soal – soal memang relatif rumit.
Dalam penguasaan materi, sebaiknya kita juga harus mengetahui materi prasyarat. Karena kurikulum kita termasuk kurikulum spiral. Bahwa apa yang dipelajari saat ini, materi tersebut dapat dikonstruksi dari pengetahuan awal ataupun membutuhkan materi prasyarat. Misalnya, seorang siswa yang belum bisa memfaktorkan persamaan kuadrat, maka kita harus mengetahui dulu apakah siswa tersebut dapat mengoperasikan perkalian dan penjumlahan aljabar.
Penguasaan materi yang cukup memudahkan kita untuk mengkreasi soal – soal, menyederhanakan langkah penyelesaian, memudahkan dalam menyampaikan dengan alur, yang berakibat siswa akan paham.
Sering kita jumpai di sekolah misalnya, dalam satu kelas terdapat 2 guru untuk mapel Kimia, tetapi dari 2 guru tersebut, di mata siswa ada yang terasa ringan untuk dipahami padahal materi itu termasuk materi yang berat. Mengapa bisa demikian ? Karena salah satu gurunya lebih kompeten dalam bidangnya. Begitu juga di tempat les demikian, karena terkadang ada siswa yang les 1 mapel dengan 2 guru.
Meski ini tidak melazimkan bahwa setiap orang kompeten, maka akan semakin mudah diterima. Oleh karenanya, perlu senjata yang kedua atau yang ketiga.
b.      Penguasaan metode
Metode mengajar dalam les memang terbatas. Di tempat les tentu saja, seorang guru tidak bisa membawa alat peraga atau melakukan eksperimen sebagaimana di sekolah. Metode di sini adalah mencakup kelihaian meramu materi dan menyampaikan, semakin fasih dalam penguasaan bahasa, maka kosakata yang dapat diterima siswa dapat beragam yang berakibat siswa akan semakin jelas dengan penjelasan gurunya.
Termasuk penguasaan metode ini adalah kemampuan guru mengemas materi yang sulit, tapi dapat terasa ringan oleh siswa, dan ini sangat mungkin. Seorang siswa les merasa tidak bisa matematika dari SMP hingga SMA kelas XI, ternyata setelah di les guru A di kelas XII, matematika dapat dikuasainya dengan baik. Tentu saja ini sangat menggembirakan dan memberikan motivasi tersendiri buat siswa.
Ketika seorang guru les ingin menginginkan siswanya dapat mengingat sebuah hafalan, adakalanya guru mengembangkan dengan metode misalnya jembatan keledai, atau mengatur dengan pola – pola tertentu, sehingga siswa akan mudah mengingat. Inilah yang menjadi nilai jual di bimbingan – bimbingan belajar.
Bisa jadi seorang guru les yang hanya memiliki ilmu sedikit tentang materi tertentu, akan tetapi ia pandai membawakan, seakan – akan di mata siswa, guru les tersebut memiliki ilmu yang sangat luas.
c.       Memahami siapa yang akan diles
Kepada siapa materi les akan diberikan, tentu saja kita harus mengetahui sejauhmana kemapuan siswanya. Siswa les yang berasal dari sekolah favorit tentu kapasitasnya secara umum akan berbeda dengan siswa yang berasal dari sekolah yang tidak dipandang mata oleh masyarakat. Bahkan dalam 1 sekolah pun kemampuan siswa bisa beragam. Oleh karenanya seorang guru les harus mengetahui setidak – tidaknya latar belakang siswa les tersebut.
Termasuk mengatahui siapa yang akan diles adalah memahami dengan betul kelebihan dan kurangan kemampuan kognitif anak. Ada siswa yang kuat menghafal tetapi lemah dalam penalaran, ada yang cepat memahami materi tetapi mudah lupa, ada yang lambat dalam memahami akan tetapi tidak cepat lupa, ada yang kemampuan menganalisis bagus akan tetapi malas dalam mencatat, begitu seterusnya. Kelebihan dan kekurangan siswa ini dapat kita ketahui dari wawancara dengan orangtuanya atau pada saat pembelajaran berlangsung.
Semakin tinggi penguasaan senjata tersebut, maka akan dapat dengan mudah kita menyampaikan materi, sehingga manfaat bagi siswa les dapat sesegera mungkin dirasakan.

0 comments:

Post a Comment