Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Thursday 2 January 2014

Ketika Anak Malas Menghitung


Sebuah problema tersendiri bagi seorang guru les manakala menjumpai siswanya yang mempunyai kebiasaan malas menghitung. Soal – soal yang berkaitan dengan hitung menghitung seakan menjadi beban di atas kepala siswa. Padahal kebiasaan ini akan berakibat fatal. Tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh, dampak yang dirasakan dari malas menghitung akan semakin berat. Oleh karenanya seorang guru harus pandai – pandai memberikan solusi secepat mungkin sehingga tidak berakibat yang lebih serius.
Sebelum kita berikan solusi dan pencerahan, terlebih dahulu seorang guru les harus mengetahui sebab – sebab mengapa seorang siswa sampai malas menghitung, padahal menghitung adalah sesuatu yang menyenangkan, bahkan dalam kehidupan sehari – hari seorang siswa tidak lepas dari masalah tersebut. Misalnya pengenalan tentang lebih banyak atau lebih sedikit. Bagaimana mungkin siswa tahu mana yang lebih banyak dengan tepat dari benda – benda yang diajukan dihadapannya tanpa siswa mengetahui berapa jumlah benda tersebut. Adapun sebab – sebab siswa malas menghitung adalah pertama, tidak hafalnya siswa terhadap perkalian. Ini adalah sebab utama yang menjadikan siswa malas menghitung. Seharusnya perkalian di luar kepala harus dikuasai siswa sejak kelas 3 SD, meski itu belum masuk materi pembelajaran. Namun di lapangan masih dijumpai baru kelas 6 SD, siswa baru hafal perkalian. Itu pun masih dengan bantuan jari jemari. Bahkan yang lebih parah, pada jenjang SMP atau SMA, siswa masih belum hafal perkalian. Kedua, tidak mampu mengoperasikan bilangan bulat negatif. Perlu diketahui bahwa operasi bilangan bulat negatif akan selalu dipakai hingga jenjang SMA. Ketiga, membiasakan menghitung dengan menggunakan alat bantu baik HP atau kalkulator. Sebab ketiga ini sebenarnya adalah implikasi dari malas menghitung. Namun banyak juga dijumpai siswa yang sudah mampu menghitung dengan baik, masih saja menggunakan alat bantu. Padahal jika ini dibiarkan, siswa akan malas dan semakin malas. Bukan berarti menggunakan alat bantu tidak boleh, hal ini boleh, hanya saja seorang guru les harus jeli kapan siswanya diperbolehkan menggunakan alat bantu kapan tidak. Bukankah dalam setiap ujian apapun alat bantu hitung tidak diperkenankan. Keempat, budaya instan. Betapa banyak siswa yang malas menghitung manakala melihat bilangan – bilangan yang terlalu besar ataupun langkah – langkah yang terlalu panjang, padahal setiap langkah adalah berlatih menganalisa sesuatu.

Jika seorang guru les sudah memahami sebab – sebab tersebut, maka hal – hal yang harus dilakukan oleh seorang guru les adalah pertama, mengajarkan operasi hitung sedini mungkin. Bahkan lebih cepat, lebih awal, akan  lebih baik. Kedua, guru harus sering menguji secara lisan operasi hitung yang sederhana. Ini bias ditempuh bila masih dijumpai siswa yang terkendala dalam menghitung. Bahkan ujian secara lisan harus sering dilakukan, baik sebagai pembuka pelajaran ataupun penutup. Ketiga, memotivasi siswa. Guru les harus mampu menjelaskan akan dampak negatif dari malas menghitung tersebut, sehingga siswa akan memiliki rasa takut bila malas menghitung.

0 comments:

Post a Comment