Mengarahkan Siswa Les Memilih Sekolah
Pengamatan
kami dalam menyimak pemilihan sekolah masih berkisar pada nilai UN yang
dimiliki. Kebanyakan dari mereka menjatuhkan pilihan berdasar nilai UN, artinya
jika nilai UN tinggi mereka berani mendaftar di sekolah favorit, sedangkan bila
UN rendah maka pilihan jatuh pada sekolah – sekolah yang dipandang sebelah
mata. Hal ini logis karena hampir semua sekolah seleksi masuk berdasarkan nilai
UN.
Pada
bab kali ini, kami mencoba membuka pencerahan dalam pemilihan sekolah karena
setidaknya terdapat 2 hal yang penulis temui di lapangan. Pertama, siswa
lesyang nilainya tinggi kemudian dengan penuh percaya diri bersekolah di
sekolah favorit, akan tetapi di sekolah
favorit tersebut prestasi tidak berkembang bahkan ia menjadi juru kunci di
sekolah favorit tersebut akibatnya ia tidak bisa masuk di sekolah favorit pada
jenjang lebih tinggi .Kedua, siswa les yang memiliki bakat tertentu baik itu
bidang non akademik semisal olahraga,
keterampilan, seni, maupun keagamaan, karena nilainya tinggi ia masuk di
sekolah favorit yang lebih menonjolkan sisi akademik, sehingga bakat lain di
luar akademik tidak berkembang optimal.
Berdasarkan
hal – hal di atas, seyogyanya dalam menjatuhkan pilihan sekolah, orangtua yang
memiliki anak dengan nilai UN tinggi
janganlah hanya memperhatikan masalah nilai UN semata. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya : pertama, jika si anak memiliki nilai UN tinggi,
kemudian sering juara kelas (mentalitas juara), kemampuan komunikasi verbal
bagus, tingkat pendidikan dan ekonomi
orangtua mendukung, maka penulis menyarankan masuk di sekolah favorit
propinsi. Jika berkurang sisi pendukung – pendukung di atas, maka carilah
sekolah favorit kabupaten atau kecamatan. Kedua, jika si anak memiliki nilai UN
tinggi, tapi di sisi non akademik lebih menonjol, maka carilah sekolah yang
menonjolkan sisi non akademik tersebut, karena di sekolah tersebut siswa
lesakan berkembang dengan pesat sisi non akademiknya. Ketiga, siswa les yang
meniliki nilai UN SD tinggi, namun belajar malas maka jangan memilih sekolah
yang favorit propinsi/kabupaten tapi cukuplah memilih sekolah favorit kecamatan
atau jika nilai UN SMP nya bagus tapi sudah malas untuk berkompetisi, penulis
menyarankan untuk memilih SMK. Perlu digaris bawahi bahwa sekolah favorit
tidaklah mesti mencetak 100% output siswanya favorit. Oleh karenanya hal
prinsip dalam memilih sekolah adalah pilihlah sekolah yang mampu mengembangkan
sisi akademik atau sisi non akademik si anak, meskipun sekolah tersebut
dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
0 comments:
Post a Comment