Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Thursday 2 January 2014

Marah Diperlukan


Dalam banyak kondisi, guru les begitu lemah dihadapan siswanya. Seakan – akan guru les adalah pelayan rendahan. Image ini terbangun sendirinya dari diri guru les sendiri. Implikasinya adalah guru les enggan menegur sehingga cenderung terjadi pembiaran, manakala melihat siswa lesnya nakal, malas berpikir, malas mengerjakan, ramai, dll.
Semestinya sikap – sikap siswa tadi hanyalah sesekali, namun jika berulang kali, maka haruslah ditegur. Jika ditegur memang susah, maka bolehlah marah dengan ucapan tanpa menyinggung perasaan. Marah cukuplah dengan nada tinggi tanpa keluar dari sesuatu yang tidak terkontrol. Ini memang sulit dan membutuhkan latihan.
Rasa marah ini haruslah ditempatkan pada tempatnya dan harus dijelaskan di awal pertemuan agar tejadi kesepakatan. Bila tidak, maka dikhawatirkan menimbulkan kesalahpahaman, miskomunikasi, dan konflik. Ambil misal guru memarahi siswa dengan perkataan A, bisa jadi siswa melaporkan kepada orangtuanya dengan mendramatisir dengan mengatakan perkataan yang tidak diucapkan si guru tadi. Hasilnya, akan timbul perasaan negatif dari diri orangtua siswa kepada si guru. Oleh karenanya, di awal pertemuan dijelaskan terlebih dahulu agar konflik dapat diminimalisir. Akan tetapi jika kemudian terjadi friksi, akan lebih tepat guru menjelaskan duduk perkaranya. Asalkan guru marah tanpa dengan pukulan/fisik maka justru rasa marah itu didukung oleh orangtuanya.

                Jika hilang rasa marah dan keengganan untuk menegur, maka siswa justru akan merendahkan kita. Jika kita sudah merasa rendah dihadapan siswa, berdampak ilmu yang kita berikan terbuang percuma. 

0 comments:

Post a Comment