Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Thursday 2 January 2014

Mengemas Materi


Guru les yang baik mampu menyampaikan materi sehingga tepat sasaran. Materi yang mudah dapat dibuat menjadi lebih mudah dan materi yang sulit dapat dibuat menjadi mudah di mata siswa tentunya. Tidak hanya itu, materi yang mudah dapat dibuat seakan – akan materi yang susah, namun dengan kemasan tertentu dapat menjadi mudah.
Ini tentunya terkait bekal keterampilan mengajar guru les yang berupa penguasaan kompetensi materi, kemampuan berbahasa, kemampuan logika, kemampuan analisis, dll yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Semakin tinggi penguasaan bekal keterampilan, tentu siswa akan mudah menangkap materi tersebut.
Beberapa bentuk pengemasan materi yang biasanya dilakukan, diantara dengan :
a.       Jembatan keledai
Masih ingat dalam ingatan saya jembatan keledai untuk menghafalkan dasadarma pramuka di SMP kelas VII, yang berbunyi “tacipaparerahedibersu”. Padahal hafalan itu, tidak pernah dilakukan penguatan setelahnya. Bisa dibayangkan selama lebih dari 18 tahun, saya masih hafal. Tidak hanya itu, isi dari jembatan keledainya pun masih hafal, sekalipun tidak memaknai. Penyampaian materi dengan jembatan keledai bila materi tersebut lebih bersifat hafalan, atau hafalan konsep yang akan diaplikasikan. Sesungguhnya banyak materi pelajaran yang dapat disampaikan dalam bentuk jembatan keledai termasuk matematika.
b.      Rumus praktis
Rumus praktis seolah – olah pada soal – soal yang berupa hitungan, akan tetapi materi lain banyak menggunakan rumus praktis untuk memudahkan dalam proses mengingat. Rumus praktis meringankan pekerjaan dan waktu, hanya saja ada beberapa rambu – rambu dalam penggunaan rumus praktis yang perlu mendapat perhatian.
c.       Drill Calistung
Pengemasan materi ini bila siswa mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan menghitung. Karena ini adalah pondasi dari dasar – dasar penguasaan materi, maka hendaknya guru memperhatikan peningkatan tersebut. Materi – materi pelajaran dapat dibawa ke dalam bentuk ini, jika kita menginginkan siswa memiliki keterampilan dalam calistung.
d.      Penananaman konsep
Konsep sangat diperlukan dalam mempelajari materi yang mengembangkan logika berpikir. Penguasaan konsep yang bagus, memudahkan siswa untuk mengaplikasikan konsep ke dalam permasalahan – permasalahan yang dihadapi. Konsep juga dapat memberikan keterampilan dalam mengerjakan soal yang sudah dimodifikasi. Sebab jika konsep belum tertanam, maka soal yang dimodifikasi sedikit saja, siswa akan kesulitan. Sebaliknya, konsep yang kuat, akan menjadikan siswa tidak terombang – ambing oleh soal – soal jebakan, karena siswa akan berpikir kembali ke konsep.
e.      Penyampaian pola
Materi – materi yang sulit dan butuh peruntutan dapat menjadi mudah bila kita mampu menyampaikannya dengan pola. Banyak soal – soal sulit dan soal olimpiade yang dikembangkan berdasar pola. Langkah – langkah penyelesaian soal yang panjang, dapat menjadi mudah manakala kita berikan dengan pola tertentu.
f.        Penelurusuran persamaan dan perbedaan
Seringkali sebuah soal dan peristiwa atau masalah memiliki sisi kesamaan. Sisi kesamaan ini, guru les dituntut harus mampu memunculkannya. Begitu juga soal yang kelihatan sama, dapat dimodifikasi menjadi sesuatu yang memiliki perbedaan bahkan perbedaan yang tajam. Oleh karenanya keterampilan penguasaan materi dapat memudahkan guru les untuk menelurusi persamaan dan perbedaan tersebut.
g.       Peta Konsep
Keterkaitan antar konsep dapat dibuat menjadi jaring – jaring konsep. Dengan jaring – jaring tersebut akan dapat terlihat hubungan dan keterkaitan antar konsep. Bahkan siswa les akan menjadi paham. Siswa yang paham pun akan menjadi semakin paham.
h.      Pengambilan kesimpulan
Mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan baik dengan metode induktif dan metode deduktif sangat diperlukan. Umumnya siswa secara sendiri akan menyimpulkan dengan bahasa mereka sendiri di pikiran mereka, bila materi yang kita sampaikan sudah selesai. Hanya saja akan lebih tepat bila guru les mengecek pangambilan kesimpulan siswa. Bisa jadi siswa mengambil kesimpulan dengan menyamakan materi yang sebelumnya pernah dipelajari, padahal kedua materi tersebut tidak ada hubungan, dan kebetulan sama, meskipun kesimpulannya betul. Nah, di sini peran guru untuk menjelaskan.
i.         Karikatur
Guru les yang memiliki keterampilan menggambar dapat menyampaikan pesan atau mempermudah penyampaian materi dengan menggunakan karikatur. Siswa les menjadi senang karena guru les telah menampilkan sesuatu yang berbeda. Yang hal ini tidak dijumpai siswa sepanjang dia sekolah. Terlebih lagi jika siswa juga hobi menggambar, maka kemampuan siswa akan lebih terasah lagi.
j.        Gambar dan Simbolisasi
Jika sebelumnya digunakan karikatur, pada bagian ini juga tidak jauh beda. Yaitu dengan menggunakan gambar dan simbolisasi. Gambar sangat membantu untuk memecahkan soal cerita yang rumit yang penuh dengan hubungan, maka lebih mudah digunakan gambar. Simbol pun demikian, jika siswa sudah dapat berpikir abstrak, maka siswa lebih menyukai menggunakan simbol untuk menudahkan mengingat.
k.       Video
Video memang jarang digunakan guru les, akan tetapi beberapa materi dapat divideokan atau mendownload dari internet beberap video yang terkait dengan pembelajaran. Hal ini akan jauh mengasyikkan, meskipun guru les menyampaikan dengan ceramah.
l.         Siswa presentasi
Jika siswa sudah sangat menguasai materi, maka ajak siswa dan tantang siswa untuk melakukan presentasi. Skill presentasi ini sangat dibutuhkan oleh siswa kelak. Betapa banyak proyek – proyek yang ditawarkan membutuhkan presentasi. Tujuan presentasi ini adalah agar siswa melatih menyajikan materi. Bahkan penguasaan materi siswa dapat terasah dengan baik lewat presentasi tersebut. Kita juga bisa meminta siswa untuk menjelaskan ulang catatan – catatan pelajaran yang sudah ia tulis dari gurunya.
m.    Dll
Nah, menarik bukan ? Ternyata kemasan – kemasan sangat membantu menyenangkan siswa dalam pembelajaran. Kemasan – kemasan tersebut dapat merangsang siswa untuk berinteraksi dan membangkitkan keingin tahuan. Apakah kita sudah menerapkan semuanya ?

Sebenarnya masih banyak kemasan materi yang dapat disampaikan, hanya keterbatasan tempat dan melihat dari sisi proporsionalitas bab pembahasan, sehingga dipersingkat yang demikian. 

0 comments:

Post a Comment