Text Widget

Sample Text

Remidi 2 Materi Bilangan

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

BTemplates.com

Pages

Blogroll

About

Thursday 2 January 2014

Konflik Dengan Siswa Les


Berinteraksi dengan siswa les atau orangtuanya tidaklah semulus yang dibayangkan. Ada kalanya mengalami rintangan – rintangan atau semulus apapun terkadang menyisakan sedikit persolan yang kemudian akan menjadi konflik. Berikut ini akan diberikan ilustrasi yang menggambarkan konflik – konflik dengan siswa les atau oragtuanya :
a.    Si A telah les beberapa kali, akan tetapi karena keteledoran guru les, si A tidak diabsen, akibatnya setelah beberapa kali pertemuan tibalah waktu penagihan les, ternyata terjadi perbedaan pengklaiman kehadiran, orangtua si A mengklaim hadir 4 x pertemuan tetapi guru les mengklaim sudah 6 x pertemuan. Guru les tidak bisa menunjukkan bukti fisik kehadiran, kemudian dia menggunakan bukti catatan harian anak. Meskipun demikian, ortu si A tidak menghiraukan dan tetap pada keyakinannya. Selanjutnya, orangtua si A memutuskan tidak melanjutkan les lagi.
Solusi :
Hendaknya guru les memahami terlebih dahulu karakteristik orangtua dalam pembayaran les, adakalanya orangtua ada yang pelit dalam membayar, ada yang tidak. Guru les pun harus mengadministrasi pembayaran sebaik mungkin. Jika pembayaran dilakukan di akhir pertemuan keempat, maka pada pertemuan ke – 3, siswa les harus diingatkan bahwa besok pada pertemuan ke – 4, siswa harus membayar. Umumnya cara seperti ini efektif. Jika sudah terlanjur tidak diabsen, kemudian terjadi perbedaan pengklaiman kehadiran, sebaiknya guru les mengalah, hal ini lebih baik.
b.   Si B les bersama – sama 2 temannya yang kebetulan masih menjadi tetangga di rumah guru lesnya. Si B memiliki kepribadian temperamen (pemarah), mudah menyerah, sulit diatur, ditambah lagi kemampuan akademik kurang. Si B ini sering enggan mencatat dan kebiasaan suka cerita karena kedua temannya adalah teman main. Dengan kebiasanaan mengobrol tersebut, akhirnya selalu mengganggu konsentrasi belajar. Tidak hanya itu, si B tidak mau mengerjakan latihan – latihan soal yang diberikan oleh guru lesnya. Awalnya guru les sabar dan dengan tenangnya menegur dan menasehati si B, akan tetapi tiba – tiba meletuplah emosional guru les dengan menggebrak meja, yang mengakibatkan si B kaget. Kedua temannya pun ikut – ikutan kaget mendengar gebrakan meja tersebut. Ternyata tanpa guru les sadari, berita itu menjadi perbincangan siswa les, hingga terdengar oleh ortu si B. Akibatnya yang tadinya ortu si B menegur sejak saat itu sudah tidak pernah menegur lagi, meskipun si B tetap les.
Solusi :
Jika guru les menghadapi siswa demikian, maka sebaiknya siswa dipanggil kemudian dijelaskan dan diberi motivasi. Ketika sudah berulangkali diingatkan tidak ada perubahan, maka sebaiknya guru les bertemu dengan orangtua untuk menjelaskan perilaku siswa di tempat les. Sebab tidak setiap orangtua paham dan mengerti apa yang dilakukan di tempat les. Selanjutnya, jika tidak ada perubahan atau itikad baik untuk berubah, maka sebaiknya siswa les tersebut harus ditinggalkan, sepanjang guru les merefleksi untuk memperbaiki metode mengajar anak les yang memiliki tipe temperamen.
c.    Si C ingin mendaftar les privat karena mendengar kabar dari teman – temannya bahwa guru les Mr.Z sangat gigih mengajar yang banyak alumni siswa lesnya mendapat nilai bagus. Terobsesi hal tersebut, Si C melabuhkan keinginannya untuk les di Mr. Z. Perasaan bahwa jikalau di les di Mr. Z akan mendapat nilai bagus, menjadikan si C justru santai dan bermalas – malasan belajar. Tidak hanya itu, PR sekolah tidak dikerjakan, karena yang penting hasil akhir. Obsesi nilai tinggi pun selalu ia dengungkan kepada orangtuanya. Si C juga ketika les, punya kebiasaan ngobrol yang kebablasan. Akhirnya setelah pengumuman UN, nilai si C amat sangat jauh dari harapan. Kecewalah si C dan ortunya. Akibatnya, komunikasi antara ortu C dengan Mr. Z berkurang.
Solusi :
Begitu guru les mengetahui nilai si C jelek, sebaiknya sesegera mungkin, guru les menemui orangtua si C dan menjelaskan apa saja yang dilakukan si C di tempat les. Selanjutnya, guru les mengatakan bahwa itulah nilai yang terbaik yang bisa si C dapatkan. Selanjutnya guru les meminta kepada ortu si C, di kelas selanjutnya hendaknya ada perubahan yang terjadi.
Tindakan preventif yang dapat dilakukan seorang guru les, bila mendapatkan si C, adalah dengan mengestimasi nilai UN berdasar nilai – nilai try out yang didapatkan pada sebulan sebelum UN. Misalnya jika nilai mapel yang kita les dari beberapa try out mendapatkan nilai 3,4,3,5 dapatlah kita katakan bahwa perkiraan nilai UN sekitar 4. Meskipun besok nilai UN nya jauh lebih tinggi, akan tetapi setidaknya dapat mengerti bahwa kemampuan anak demikian. Jangan sampai estimasi terhadap nilai UN si anak, ortu berlebihan demikian juga si anak.
d.   Si D begitu aktif dengan kegiatan ekstra sekolah, pulang biasa sore, sehingga terkadang menabrak waktu les. Jika seminggu les sebanyak 2 kali, dia hadir les hanya sekali rutinnya, terkadang tidak hadir. Yang lebih parah, manakala guru lesnya datang, si D sering mengganti jadwal sesuai kehendaknya. Dengan terpaksa, guru les menuruti perubahan jadwal si D. Hal ini terjadi berulangkali. Suatu saat guru les tidak memenuhi jadwal yang disepakati karena alasan ingin memberi pelajaran si D. Yang terjadi justru si D melaporkan dan membuat opini negatif pada orangtuanya, bahwa guru les tidak konsisten jadwal. Kemudian les tidak dilanjutkan lagi.
Solusi :
Sebaiknya guru les segera mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya kepada ortu si D tidak di depan si D. Dengan penjelasan tersebut, image guru les masih terpandang baik.
Pada tindakan preventif, guru les sebaiknya mengurangi jadwal les dari 2 kali menjadi sekali dalam seminggu. Jika siswa sering sekali merubah – rubah jadwal seenaknya, maka jangan dituruti. Sesekali tidak masalah. Kemudian buat kesepakatan lagi jadwal yang tepat untuk si anak, akan tetapi ada kecenderungan, jadwal berubah apapun masih tetap akan terganti – ganti karena kesibukan si anak. Oleh karenanya buat ketegasan, jika sebanyak 3 kali berturut – turut si anak tidak berangkat, maka les dihentikan.
e.   Si E sudah les privat lama, selama sepanjang waktu les, si E mendapat keringanan biaya les karena pandai. Pembayaran pun bulanan, artinya pembayaran tidak dilakukan dengan menghitung berapa kali dia datang. Meski tidak full hadir, konsekuensinya adalah dia harus membayar perbulan, sesuai kesepakatan awal. Si E sudah 2 bulan tidak membayar, kemudian memasuki bulan ke tiga, kehadiran si E sangat jarang, Begitu pas datang, si E ditagih membayar. Pas hari les tiba, si E berangkat, tapi belum membayar. Begitu beberapa kali terjadi, hingga Si E akhirnya membayar, yang harusnya membayar sebanyak 4 bulan, namun hanya membayar 1 bulan. Akhirnya Si E tidak melanjutkan lesnya lagi, padahal les sudah terhitung lama.
Solusi :
Pada kasus si E, guru les sebaiknya menemui orangtua si E, mengkalrifikasi dengan tanpa niat untuk meminta keurangan pembayaran. Karena si E sudah lama lesnya, maka berikan pujian – pujian dan ucapan terimakasih atas kepercayaan selama ini.
Tindakan preventif yang dapat ditempuh adalah pembayaran les jangan sampai telat dan ini perlu disampaikan sejak awal les.

Permasalahan – permasalahan di atas hanyalah ilustrasi dari sebagian konflik guru les yang biasa dialami. Secara umum, konflik lebih ke sisi kekurangtepatan waktu dalam pembayaran yang berakibat menimbulkan gesekan – gesekan. Adapun solusi – solusi yang diberikan hanyalah stimulus dan setiap guru les dapat mengembangkan atau menyesuaikan sesuai dengan keadaan yang dihadapinya. 

0 comments:

Post a Comment